Konservasi Kawasan ASEAN
“KAWASAN
KONSERVASI MELAKA-MALAYSIA”
Melaka adalah salah satu negara bagian di Malaysia. Sebagai negara
persemakmuran, Malaysia terbagi menjadi Malaysia bagian barat yang berupa
semenanjung dan bagian timur yang bergabung dengan Indonesia di Pulau
Kalimantan (Borneo). Malaysia terbagi atas 13 negara bagian dan 3 wilayah
persekutuan. Melaka, adalah salah satu dari tiga belas negara bagian tersebut.
Negara bagian di Malaysia mirip-mirip dengan sebutan Provinsi di
Indonesia, atau prefektur jika itu di Jepang. Dengan luas wilayah 1.664
kilometer persegi, Melaka merupakan negara bagian terkecil ketiga setelah
Perlis dan Penang.
Melaka merupakan salah satu kawasan konservasi terbaik yang ada di
Malaysia. Banyak bangunan yang menjadi perhatian sebagai bangunan konservasi
dan tetap dijaga keasliannya. Begitulah salah satu daya Melaka untuk
mendatangkan pengunjung wisatawan asing maupun domestic. Banyak sekali museum
yang menarik untu dikunjungi karena sisa-sisa peninggalan dari Portugis dan
Belanda yang masih terawat digabung dengan sejarah dan keragaman etnis budaya
yang bersatu di kota inilah yang akhirnya menjadikan Melaka ditetapkan sebagai
World Heritage City (Kota Warisan Dunia) oleh UNESCO pada tanggal 7 Juli 2008.
Beberapa bangunan konservasi nya adalah:
1. Stadthuys
Bangunan ini merupakan ikon wajib Kota Melaka untuk dikunjungi. Bangunan
bercat merah yang terletak di The Dutch Square ini dulunya merupakan pusat
pemerintahan Belanda di Kota Melaka setelah mereka berhasil menduduki wilayah
Melaka. Diyakini merupakan gedung Belanda tertua di Melaka, Stadthuys didirikan
pada tahun 1650 dan sekarang dijadikan sebagai museum Sejarah dan Etnografi.
Semua keterangan sejarah yang saya tulis di atas saya peroleh dari museum ini.
Dengan tiket masuk hanya 2 RM, pengunjung dapat memperoleh semua informasi
terutama tentang sejarah pendudukan Belanda di kota Melaka.
2. The Baba Nyonya
Heritage Museums
Terletak di Jalan Tun Than Cheng Lock, paralel dengan Jonker street.
Museum peranakan Baba Nyonya ini merupakan museum yang dikelola secara
private. Bangunannya khas merupakan
percampuran antara budaya timur dan barat – antara Cina dengan Belanda. Pertama
kali dibangun pada tahun 1896, Museum Baba Nyonya menceritakan tentang sejarah
warga peranakan (Strait-born Chinese atau keturunan Cina), tentang bagaimana
cara mereka hidup dan bersosialisasi, serta memuat banyak benda-benda
peninggalan bersejarah seperti porselen, keramik, guci baik produksi western
atau dari cina. Dibuka mulai pukul 10.00-16.30 dan tutup antara 12.30 -14.00,
pengunjung dapat memasuki museum ini dengan membayar 10 RM, dan dapat berfoto
menggunakan kostum peranakan di dalam museum.
Sumber:
http://gaphebercerita.blogspot.com/2011/12/welcome-to-melaka.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar