Kamis, 02 April 2015

KAWASAN KONSERVASI MELAKA-MALAYSIA

Konservasi Kawasan ASEAN
KAWASAN KONSERVASI MELAKA-MALAYSIA

Melaka adalah salah satu negara bagian di Malaysia. Sebagai negara persemakmuran, Malaysia terbagi menjadi Malaysia bagian barat yang berupa semenanjung dan bagian timur yang bergabung dengan Indonesia di Pulau Kalimantan (Borneo). Malaysia terbagi atas 13 negara bagian dan 3 wilayah persekutuan. Melaka, adalah salah satu dari tiga belas negara bagian tersebut.
Negara bagian di Malaysia mirip-mirip dengan sebutan Provinsi di Indonesia, atau prefektur jika itu di Jepang. Dengan luas wilayah 1.664 kilometer persegi, Melaka merupakan negara bagian terkecil ketiga setelah Perlis dan Penang.
Melaka merupakan salah satu kawasan konservasi terbaik yang ada di Malaysia. Banyak bangunan yang menjadi perhatian sebagai bangunan konservasi dan tetap dijaga keasliannya. Begitulah salah satu daya Melaka untuk mendatangkan pengunjung wisatawan asing maupun domestic. Banyak sekali museum yang menarik untu dikunjungi karena sisa-sisa peninggalan dari Portugis dan Belanda yang masih terawat digabung dengan sejarah dan keragaman etnis budaya yang bersatu di kota inilah yang akhirnya menjadikan Melaka ditetapkan sebagai World Heritage City (Kota Warisan Dunia) oleh UNESCO pada tanggal 7 Juli 2008.

Beberapa bangunan konservasi nya adalah:

1. Stadthuys


Bangunan ini merupakan ikon wajib Kota Melaka untuk dikunjungi. Bangunan bercat merah yang terletak di The Dutch Square ini dulunya merupakan pusat pemerintahan Belanda di Kota Melaka setelah mereka berhasil menduduki wilayah Melaka. Diyakini merupakan gedung Belanda tertua di Melaka, Stadthuys didirikan pada tahun 1650 dan sekarang dijadikan sebagai museum Sejarah dan Etnografi. Semua keterangan sejarah yang saya tulis di atas saya peroleh dari museum ini. Dengan tiket masuk hanya 2 RM, pengunjung dapat memperoleh semua informasi terutama tentang sejarah pendudukan Belanda di kota Melaka.

2. The Baba Nyonya Heritage Museums

Terletak di Jalan Tun Than Cheng Lock, paralel dengan Jonker street. Museum peranakan Baba Nyonya ini merupakan museum yang dikelola secara private.  Bangunannya khas merupakan percampuran antara budaya timur dan barat – antara Cina dengan Belanda. Pertama kali dibangun pada tahun 1896, Museum Baba Nyonya menceritakan tentang sejarah warga peranakan (Strait-born Chinese atau keturunan Cina), tentang bagaimana cara mereka hidup dan bersosialisasi, serta memuat banyak benda-benda peninggalan bersejarah seperti porselen, keramik, guci baik produksi western atau dari cina. Dibuka mulai pukul 10.00-16.30 dan tutup antara 12.30 -14.00, pengunjung dapat memasuki museum ini dengan membayar 10 RM, dan dapat berfoto menggunakan kostum peranakan di dalam museum.

Sumber:

http://gaphebercerita.blogspot.com/2011/12/welcome-to-melaka.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar