Konservasi Bangunan Jawa Timur
“ CANDI
JAWI-PASURUAN”
Candi
Jawi atau dengan nama asli Jajawa adalah candi yang dibangun sekitar abad ke-13
dan merupakan peninggalan bersejarah Hindu-Buddha Kerajaan Singhasari yang
terletak di terletak di kaki Gunung Welirang, tepatnya di Desa Candi Wates,
Kecamatan Prigen, Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia, sekitar 31 kilometer dari
kota Pasuruan. Candi ini terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan
Pandaan - Kecamatan Prigen dan Pringebukan. Candi Jawi banyak dikira sebagai
tempat pemujaan atau tempat peribadatan Buddha, namun sebenarnya merupakan
tempat pedharmaan atau penyimpanan abu dari raja terakhir Singhasari,
Kertanegara. Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada Candi Singhasari.
Kedua candi ini ada hubungannya dengan Candi Jago yang merupakan tempat
peribadatan Raja Kertanegara.
Candi
Jawi menempati lahan yang cukup luas, sekitar 40 x 60 meter persegi, yang
dikelilingi oleh pagar bata setinggi 2 meter. Bangunan candi dikelilingi oleh
parit yang saat ini dihiasi oleh bunga teratai. Bentuk candi berkaki Siwa,
berpundak Buddha. Ketinggian candi ini sekitar 24,5 m, panjang 14,2 m dan lebar
9,5 m. Bentuknya tinggi ramping seperti Candi Prambanan di Jawa Tengah dengan
atap yang bentuknya merupakan paduan antara stupa dan kubus bersusun yang
meruncing pada puncaknya. Pintunya menghadap ke timur. Posisi pintu ini oleh
sebagian ahli dipakai alasan untuk mempertegas bahwa candi ini bukan tempat
pemujaan atau pradaksina (upacara penghormatan terhadap dewa, disebut
Dewayadnya atau dewayajña), karena biasanya candi untuk peribadatan menghadap
ke arah gunung, tempat yang dipercaya sebagai tempat persemayaman kepada Dewa.
Candi Jawi justru membelakangi Gunung Penanggungan. Sementara ahli lain ada
pula yang beranggapan bahwa candi ini tetaplah candi pemujaan, dan posisi pintu
yang tidak menghadap ke gunung karena pengaruh dari ajaran Buddha.
Candi
Jawi dipugar untuk kedua kalinya tahun 1938-1941 dalam masa pemerintahan Hindia
Belanda karena kondisinya sudah runtuh. Akan tetapi, renovasinya tidak sampai
tuntas karena sebagian batunya hilang. Kemudian diperbaiki kembali tahun
1975-1980, dan diresmikan tahun 1982. Kini biaya pemeliharaan didapatkan dari
sumbangan sukarela dari pengunjung maupun LSM lainnya.
Bentuk
bangunan Candi Jawi memang utuh, tetapi isinya berkurang. Arca Durga kini
disimpan di Museum Empu Tantular, Surabaya. Lainnya disimpan di Museum Trowulan
untuk pengamanan. Sedangkan yang lainnya lagi, seperti arca Brahmana, tidak
ditemukan. Mungkin saja sudah berkeping-keping.
Di
gudang belakang candi memang terdapat potongan-potongan patung. Selain itu,
terdapat pagar bata merah seperti yang banyak dijumpai di bangunan pada masa
Kerajaan Majapahit, seperti Candi Tikus di Trowulan dan Candi Bajangratu di
Mojokerto.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Jawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar